Oct 4, 2012

Menemukan Investor Adalah Kunci Membangun Bisnis Online


Pada postingan sebelumnya kita telah membaca bagaimana seorang William Tanuwijaya dan rekannya belajar dari kesuksesan para pendiri google dan facebook.

Walaupun menghadapi berbagai rintangan dan ketidak yakinan calon investor untuk mau menggelontorkan dananya untuk memuwujudkan gagasan pendirian Tokopedia.
Sekarang mari kita lanjutkan menyimak kisah dari Pak William Tanuwijaya.


Why Reinvent the Wheel?

“Sepanjang tahun 2008, VF kemudian memperkenalkan kami kepada teman-teman pengusahanya. Dalam setiap kesempatan yang datang, saya dan Leon dengan semangat dan optimisme tinggi mempresentasikan ide Tokopedia, mulai dari latar belakang, studi pasar, perkembangan trend, hingga potensi bisnisnya.

Hanya saja, tidak satupun dari kesempatan tersebut mendapatkan tanggapan positif. Rata-rata menganggap ide pembuatan sebuah website ecommerce di Indonesia sudah sangat usang, dan sudah sering coba dilakukan pelaku pasar di masa lalu. Terutama ketika amazon dan ebay menjadi terkenal di dunia di akhir 90-an. Banyak pula yang mengingatkan soal dot-com bubble sepanjang 1998-2001 yang menjadi trauma para investor untuk berspekulasi di bisnis internet.

Adalah benar, bisnis internet adalah bisnis dengan spekulasi yang sangat tinggi. Karena yang dijual adalah ide, dimana BEP nya tidak bisa diharapkan dalam waktu yang singkat. Amazon yang berdiri sejak tahun 1994, e-commerce #1 di dunia pun baru mendapatkan revenue pertama mereka di tahun 2003. Artinya Amazon membutuhkan 9 tahun untuk mendapatkan net-income pertama mereka.
Ketika itu, dalam akhir satu pertemuan, Leon mengatakan kepada saya, tanggapan negatif yang muncul sebagian besar didasari pada pertanyaan “Why Reinvent the Wheel?” Buat apa lagi membuat dan mencoba memasarkan sebuah teknologi yang pada dasarnya sudah pernah dibuat? Bahkan sudah terbukti gagal oleh para pendahulu yang mencoba mengembangkan e-commerce di Indonesia?
Kami berdua sepemikiran ketika dilontari pertanyaan tersebut. Jika saja semua pelaku pasar berpikir seperti ini, maka Google dan Facebook misalnya tidak akan pernah lahir. Para co-founder Google juga mendapatkan kendala yang sama ketika mencoba mencari investor. Pasalnya sudah ada search engine pendahulu lewat Lycos di tahun 1994, Altavista dan Excite di tahun 1995. Bahkan kesemua pendahulu tersebut gagal dalam generate revenue / membuat model bisnis untuk produk search-engine mereka. Siapa yang menyangka Google, Inc. kemudian akan menjadi perusahaan internet paling besar di dunia?

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook juga termasuk pihak yang berani reinventing the wheel; membuat sebuah website social-networking baru ketika sudah ada myspace yang lebih dulu populer di belahan Amerika?

Hingga akhir tahun 2008, tidak satupun calon investor yang kami temui memberikan telepon balik atau menjadwalkan meeting lanjutan. Hanya satu orang yang tidak pernah menyerah kepada kami berdua, VF lah orangnya. Secara berkala, di Sabtu pagi saya sering mendapatkan telepon dari VF yang mengajak saya berdiskusi soal ide-ide dan masa depan Tokopedia. Ketika calon investor lain mengeksploitasi kegagalan demi kegagalan yang sudah terjadi dalam bisnis internet di dunia, VF justru tidak berhenti melakukan riset tentang kesuksesan dalam bisnis internet dunia.
“The entrepreneur in us sees opportunities everywhere we look, but many people see only problems everywhere they look. The entrepreneur in us is more concerned with discriminating between opportunities than he or she is with failing to see the opportunities” – Michael Gerber

Misalnya satu ketika, beliau meminta saya mempelajari tentang rakuten. Saya belum pernah dengar tentang rakuten sebelumnya, dan ternyata rakuten adalah website nomor 5 yang paling sering dikunjungi orang Jepang (berdasarkan data Alexa), sebuah mall-online-shopping terbesar di Jepang, memiliki lebih dari 50 juta user teregistrasi, mempekerjakan sebanyak hampir 4.000 karyawan, merupakan salah satu dari 10 perusahaan internet terbesar di dunia, dan mencatat keuntungan lebih dari 1 milyar US dollar per tahun. Satu bukti konten-lokal dengan target hanya pasar lokal, ternyata bisa mencatatkan prestasi yang tidak kalah dari para pemain global dengan pasar dunia seperti amazon dan ebay.

Pada tanggal 6 February 2009, saya dan Leon menandatangani sebuah surat. Surat tersebut adalah Akte Pendirian PT. Tokopedia dengan komitmen dana yang cukup besar untuk mengembangkan Tokopedia selama bertahun-tahun. Adalah VF yang akhirnya maju menjadi investor tunggal untuk mendanai ambisi dan impian kami berdua.

Pada hari itu, di lantai 3 Rukan Permata Senayan E7 yang akan menjadi kantor PT. Tokopedia, hanya tersisa dua manusia, Leontinus Alpha Edison, dan William Tanuwijaya. Keduanya co-founder / direktur PT. Tokopedia, tanpa satu orang pegawaipun. Maka, perjalanan kami berikutnya pun dimulai. Sebuah misi mengumpulkan orang-orang dengan semangat yang sama untuk membantu kami membesarkan sebuah dinasti, dinasti Tokopedia.”

Saya berharap kisah di atas dapat memberi kita pemahaman bahwa tidak ada bisnis yang bertumbuh hanya dengan bermodalkan ide dan kemauan saja. Betapapun bisnis apapun termasuk bisnis online di internet harus didukung oleh pendanaan yang memadai. jadi jika ada iming-iming mendapatkan penghasilan dengan mudah dari memulai suatu bisnis online maka sepatutnya dipertanyakan. Bisa jadi itu hanya scam.

No comments:

Post a Comment

Mari budayakan berkomentar yang membangun. Terima kasih untuk tidak SPAM!